Minggu, 06 Februari 2011

Under Estimate

prakata :
holaaa blogku tersayang! long time no see. Aku merindukanmu, sungguh. Apalagi disambut aqustikannya depapepe, bikin tambah semangat buat nulis di halaman kamu. Okey, cerita dulu nih ya, kenapa jarang nengok kamu. Pertama, aku sibuk banget akhir tahun lalu, dan awal tahun ini akan semakin sibuk, karena bakal ngurusin magang dan skripsi. Hmm.. maaf kalo nanti-nanti jarang nengok kamu lagi. Yang jelas, sekarang aku udah berusaha silaturahmi loh ke page kamu. Okey, gak sabar mau nuangin keluh kesah, gelisah, bahagia, dan segala perasaan campur aduk yang mungkin sudah biasa aku ungkapkan lewat sini.

ready ..


Sedikit serius ya .. hehe

Pernah denger tentang under estimate ? kalo diterjemahin artinya ... (sibuk ngutak ngatik alfalink) yeaps ketemu, artinya 'meremehkan'. Pernah merasa diremehkan ? kalo gak pernah sayang sekali. loh? hoho.. Yang jelas pernah ataupun tidak pernah bukan menjadi masalah. Namun kata 'meremehkan' itu agak sedikit negatif. Iya bukan? bukan hanya pandangan saya saja. Saya yakin anda-anda semua pasti sependapat dengan saya (gaya bicara om Deddy corbuzier). Negatif dari segi apa ? tentu saja dari maknanya. 'Meremehkan' dengan kata lain, mengabaikan, mentiadakan, lebih tepatnya menganggap rendah kedudukan dan kemampuan orang lain.

Alasan apa yang membuat orang lain 'meremehkan' kita? Hal ini tidak dapat dipandang dari satu sudut saja. Banyak faktor yang memicu orang lain untuk 'meremehkan' diri kita. Mungkin saja, faktor ketidakmampuan. Contohnya si A, hebat dalam bidang matematika, sedangkan si B hebat dalam bidang bahasa inggris. Suatu ketika mereka dipertemukan dalam kompetisi cerdas cermat. Kompetisi ini menggunakan bahasa inggris. Tentu saja si B akan merasa dirinya lebih hebat dibandingkan si A. Dengan kata lain, B akan 'meremehkan' si A. Selain ketidakmampuan, faktor keadaan. Contohnya, Si A dilahirkan dan dibesarkan dari kalangan orang berada atau kaya raya. Sedangkan si B hanya dibesarkan dilingkungan kumuh sekitar kolong jembatan. Suatu ketika mereka dipertemukan dalam gedung sekolah. Karena suatu hal yang melibatkan pertengkaran antara keduanya, Si A akan merasa dirinya jauh lebih hebat dibandingkan B karena status sosialnya. Lagi-lagi A akan 'meremehkan' si B. Sesuatu hal itu juga bisa dipicu karena dendam pribadi ataupun itu.

Dari penjelasan di atas, mungkin sudah biasa kita temukan di lingkungan kita. Jauh lebih berbahaya jika kata 'meremehkan' digunakan diri kita untuk diri sendiri. Kurangnya rasa percaya diri menyebabkan seseorang meng-underestimate diri sendiri bahwa dirinya jauh lebih rendah dibandingkan orang lain. How pity you are?! Jika diri sendiri sudah merasa diremehkan, bagaimana dengan orang lain ? Orang lain yang tadinya tidak 'meremehkan' kita, malah akan bertindak sebaliknya. Misalkan, si C mengikuti ajang kecantikan se-jabodetabek. Saat memasuki podium untuk catwalk dia merasa baju yang dikenakan kurang menarik dibandingkan dengan kontestan lainnya. Saat namanya dipanggil untuk berjalan diatas podium, kepalanya tertunduk malu. Penonton yang tadinya berharap dirinya dapat berjalan berlenggak-lenggok dan berpose menarik, mendadak menarik kesimpulan bahwa kontestan ini tidak berkompeten menjadi model. Akhirnya penonton 'meremehkan' kemampuan si C.

Contoh tersebut, sedikit membuka mata bahwa jangan pernah meremehkan diri sendiri jika kita tidak ingin diremehkan orang lain. Hanya kita yang bisa membangun image diri kita untuk dipandang oleh orang lain.

so don't give up!