Jumat, 29 Maret 2013

.

Jangan pernah memiliki ekspetasi terlalu tinggi terhadap sesuatu. 

Apapun itu!

Karena ada hal-hal yang tidak dapat dielakkan, garis Tuhan. 

Kekecewaan akan timbul apabila kamu terlalu berharap pada sesuatu. 

Yang  bisa kamu lakukan hanyalah menerka, membandingkan, bahkan menyalahkan. 

Maka, setelah itu, egoismu muncul.

Tanpa pedulikan sisi dari sesuatu yang kamu harapkan.

....... 

Saya, perempuan. Saya orang yang mengedepankan perasaan. Saya menginginkan kepekaanmu. Saya tidak butuh banyak janji. Saya butuh bukti. Saya tidak perlu mengatakan semua yang saya inginkan. Saya ingin kamu mengerti mau saya, tanpa harus saya utarakan. 
 Saya, Lelaki. Saya orang yang rasional, saya orang penuh pertimbangan. Saya butuh penjelasan apa yang kamu inginkan agar saya mengerti. 

....


 

Kamis, 28 Maret 2013

Senin, 25 Maret 2013

Untitled

Sore ini pukul 19. 10 wib, setelah membeli makan malam di salah satu food station di salah satu mall di Depok, saya menaiki angkutan umum berwarna biru jenis carry jurusan Terminal Depok - Pasar Pal (kepanjangan Palsigunung). Semuanya terasa biasa hingga tiga orang cewek Korea naik angkot yang sama. Saya sih udah gak heran kalo banyak orang asing singgah di Depok. Depok kan punya kampus ternama di seluruh Indonesia. dan disitu salah satunya ada jurusan sastra Korea. Lagipula Depok yang sekarang sama Depok jaman dulu udah beda. Depok sekarang mulai berkembang dengan dibangunnya beberapa Mall dan juga berdirinya apartemen-apartemen megah dengan harga yang cukup fantastis!. Yang terlihat lebih kota itu ya disepanjang jalan 'Margonda'. Kalo temen-temen memasuki wilayah 'Margonda' itu sudah seperti Kemangnya Jakarta. Ya, bedanya masih agak terjangkau di daerah sini harga makanannya. 

Sebenarnya sih bukan mau pamer tentang daerah yang saya tinggali. Lanjut tentang 3 orang cewek Korea itu lagi ya. Nah, setelah mereka masuk, mereka cukup menarik perhatian saya. Bukannya apa-apa, saya memang menyukai Korea. Filmnya, Lagunya (walaupun gak ngerti bahasanya, tapi kalo dilihat secara visual, mereka itu kreatif). Salah satu cewek Korea itu duduk di bangku tambahan deket pintu. Karena isi angkot udah penuh, si abang sopir mulai deh tuh tancap gas (dari tadi kek bang, saya kan udah gerah). Saat angkot mulai jalan, naiklah seorang anak pengamen. Dengan muka iba, si cewek Korea yang deket pintu ngomong dengan bahasanya ke anak pengamen itu. Kemudian, dia berbicara pada dua orang temen Koreanya yang duduk agak didalam. Sekilas yang saya tangkap sih, mereka kasihan sama anak itu. Mungkin mereka mikir, kok anak sekecil itu berkeliaran di jalanan terus sambil nyanyi2. Saya sih gak tahu ya, dinegara mereka itu seperti apa. Tetapi, namanya orang asing masuk ke negara orang lain, pasti akan lebih antusias. Setelah mereka bercanda dengan anak pengamen. Salah satunya bilang 'kiri' dengan logat Koreanya. Lucu sih kedengerannya. Dengan keramah tamahan mereka, itu menunjukkan kalo mereka cukup betah tinggal di Indonesia. hehe. Ya, itu penilaian secara subjektif aja. 

 Sedihnya, bahkan orang Indonesianya sendiri aja agak kurang ramah bahkan gak peduli sama anak-anak pengamen itu. Kalo mereka udah masuk, pasti dalam hati terbesit 'Ya ampun dia lagi...' atau 'Yaelah...' atau apalah bahasanya yang menunjukkan ketidaknyamanan dengan adanya mereka (si anak-anak jalanan). Ini sih buat pelajaran saya aja, mungkin saya juga termasuk kedalam orang-orang itu (kadang). Eh, tapi jangan salah ya, sebenarnya wajar aja sih orang-orang kita agak kurang nyaman dengan keberadaan mereka. Karena populasi mereka, sudah terlalu banyak. Setiap naek angkot, bisa dua atau tiga kali para pengamen itu bergantian naik dan mengais rejeki dengan beryanyi. Dari suara yang paling merdu, sampai suara yang pas-pasan dengan nada gitar yang maksain juga ada. Intinya mreka cuman pengen dapet duit. Duit!


Ngamen itu juga kalo dipikir bagian dari mengekspresikan diri. Wadah ekpresi yang kurang mengakibatkan mereka menuangkannya di jalanan. Andai aja ada wadah seperti sekolah musik cuma-cuma untuk mereka, mungkin bakat itu akan tersalurkan. Dan populasi mereka dijalanan sedikit berkurang. Atau andai aja, dari sekolah cuma-cuma itu bisa menjadi batu loncatan mereka bisa mengais rejeki di negeri orang. (ini sih harapan saya..).

Ya, mungkin next time. Negara kita cukup memberikan perhatian kepada anak-anak jalanan yang juga butuh pendidikan. Pendidikan dasar dan moral. 

udah ya, dirumah mati lampu nih. huft.

See you!


 

Sabtu, 23 Maret 2013

Tentang Perahu Kertas

Selamat malam blogie,

'Bukan hati yang memilih tapi dipilih'.Itu salah satu kutipan film Perahu Kertas yang sejak beberapa bulan lalu booming dan saya baru menikmati haru biru ceritanya.  Suka sekali ide ceritanya, soundtracknya. suaranya Maudy Ayunda. Suka sekali sosok Keenan, karakter Kugy yang hampir mirip diri. Selalu ingin orang yang mengerti tanpa harus bicara. Selalu bilang tidak apa-apa walaupun memang sebenarnya ada apa-apa. Dan selalu menceritakan alasan di akhir-akhir. Selalu membuat orang menerka dan tidak tahu maunya saya itu apa.

Hey, tapi itu hanya di dongeng. Penulis dapat memilih ujung cerita akan seperti dan bagaimana. Happy ending? atau Sad ending? itu tergantung penulis ingin menyajikan kisah seperti apa. Tetapi hidup? hidup tidak akan pernah bisa memilih. Itu bedanya realita dan dongeng. Yup, tapi saya masih menyukai kisah -kisah fairy tale yang berakhir bahagia walaupun sudah umur kepala dua ini. Masih suka nangis kalo menonton cerita cinta yang tidak berakhir bahagia. Disamping semua itu, ada saja seseorang yang akan selalu mengingatkan saya bahwa itu hanya cerita. hanya sebuah cerita. Bisa-bisaan para penulis untuk membuat pembacanya terbawa dalam alur cerita.

Malam ini cuman ingin tesstimoni tentang cerita perahu kertas. Saya baru tahu ada perahu kertas 1 dan perahu kertas 2. Perahu kertas 1 itu menceritakan awal Keenan dan Kugy bertemu. Tingkah laku Kugy yang sedikit . lebih banyak ektremnya. Agak lebay saat dia memainkan 2 telunjuknya dan menaruhnya diatas kepala layaknya radar. Coba kalo hal itu dipraktekkan dalam dunia nyata. Semua orang akan beranggapan bahwa kita gila! dan ada beberapa komentar miring. bahkan mungkin tawa picisan karena aneh melihat hal tersebut. Itu satu-satunya hal yang ingin saya komentari dalam cerita dan film ini. Selebihnya saya acungkan jempol, karena bisa membuat saya dua kali berlinang airmata. Nah, kalo perahu kertas 2 lebih menceritakan bagaimana Keenan dan Kugy berusaha untuk mengesampingkan hati mereka dan mencoba hidup dengan orang lain dan beranggapan bahwa dengan orang baru akan lebih baik. Dalam film kedua ini, adegan yang paling mengharukan adalah  saat Remy melepas Kugy ditepi pantai. Berjiwa besar sekali sosok pria ini. Sungguh luar biasa! 

Untuk happy endingnya tidak perlu saya puji lagi. Sudah cukup membuat saya lega. Saya memang pendukung kisah-kisah happy ending. hehe. Apalagi saat tahun Kugy sedang mengandung anak Keenan jalan ditepi pantai. Romantisssss..

Ada satu hal lagi yang ingin saya pertanyakan, sebenarnya adakah hubungan darah antara wayan dengan Keenan? Apakah dahulu ibunya Keenan itu pernah memiliki hubungan khusus dengan Wayan ? sehingga melahirkan Keenan? Masih agak tersirat dalam cerita. 
 Mohon para pembaca blog saya adakah yang dapat memberi jawaban atas pertanyaan saya ini? *tsahh.

Sudah cukup saya berkomentar tentang cerita Perahu Kertas 1 dan 2 ini. Saya terkesan dengan Dee (Dewi Lestari) dalam menggambarkan budaya-budaya Bali. Saya salut buat mas Hanung Bramantyo yang dapat menyajikan cerita dibuku ke dalam scene scene film.

Terimakasih para aktor dan aktris yang memerankan karakter luar biasa dalam kisah ini.

Salut!! 

Satu hal lagi, Soundtrack perahu kertas memiliki peran penting dalam kisah saya dengan Doi loh . hehe Iya gak A?

Sudah ya, sudah malam. Belum ada kabar karena si doi lagi nonton pertandingan bla di GBK. 
Cauuu!

Minggu, 10 Maret 2013

Cycling Part II

Sunday, March 10, 2013

Siap-siap berangkat sepedahan. Udah rapih semenjak  pukul 06.00, berangkat ke UI pukul 06.30. Sebelumnya, Abdan sempet mompa ban sepeda yang udah lama dianggurin dirumah. Judul dating kali ini adalah "Health Dating". Wacananya udah direncanain sejak 2 minggu lalu. Namun, sempet tertunda karena minggu kemarin ada sesuatu hal yang tidak dapat ditinggalkan *tsaaahhh... Ini sih udah health dating kedua. 

Baru beberapa menit gowes udah ngos-ngosan (maklum, selain berat badan yang bertambah, emang udah lama juga gak sepedahan. hehe), akhirnya kita melipir dulu dipinggir danau UI. Tepatnya di belakang perpustakaan UI yang baru. Yang ada starbucknya itu loh .. (gak penting sih nih! orang tutup juga kalo minggu, jadi gak bisa ngupi-ngupi). Ini dia tampang kita antara seger kena udara pagi sama kurang tidur, tapi kelihatannya lebih banyak tampang kurang tidurnya. Apaagi yang pake baju merah, bukan bajunya aja yang merah, matanya juga merah karena lagi tergila-gila sama Dota!



 Padahal mah, perjalanan sepedahanya juga gak jauh-jauh amat, tapi liyat deh tempat minum kita berdua dibawah ini. Mirip ya botol minumnya, semoga jodoh *loh. Bukan, bukan botolnya yang diliyat, liyat persediaan airnya. Lebih dari cukup kayaknya buat kita yang suka minum, terutama gue yang gampang ausan.
 


Persediaan Air Minum
 Setelah dari danau, perjalanan kita lanjutkan menuju Fakultas Teknik. Fakultasnya si baju merah berkaca mata. Kangen keliyatannya doi mau jenguk tempat belajarnya dahulu. Ejiyee.. Gak lupa kita nge abadiin fotonya. check this out!
Ganteeenngggg!!
Udah puas foto-foto di FT, minggir dikit ke halaman hijau deket Kantek (Kantin Teknik). Rumputnya hijau lebat dan basah. Bagus buat refresh mata yang kebiasaan ngeliyat layar komputer. Ini ekspresi keceriaan karena liyat rumput. Pengennya sih guling-guling juga hehe.


Gak mau kalah. Doi juga mulai foto dengan berbagai gaya. 

Udah puas, foto sendiri-sendiri. Sekarang coba foto berdua. Wahauu. Lumayan sinar mataharinya nyilauin. Sempet nyireng-nyireng (bahasa apaaa lagi inih!) matanya karena kesilauan. Tapi, tetep masih dikatagorikan oke kok fotonya.


 Terakhir, mampir di peminatannya Doi, nyelinap nyelinap udah kayak maling cuman buat foto di depan pintu yang ada tulisannya "Metalurgi" emang metal banget deh! dari berbagai gaya foto, foto yang ini masih alhamdulillah lumayan. Soalnya yang lainnya gelap.


Udah puas banget foto-foto buat koleksi. Kita mutusin pulang pukul 08.30. Sebelum pulang kita nyabur dulu. Nyari tukang bubur deket mang engking gak ketemu. Akhirnya nemu abang bubur di deket halte UI. Abis nyabur, mampir ke tempat nenek bentaran. Abis itu, balik ke rumah deh.

Sekalian laporan dari saya. Kurang lebihnya mohon maaf. Sekian dan terimakasih. :):)


Salam P !

Sabtu, 09 Maret 2013

Terimakasih Waktu.

selamat malam blogiee. malam yang panjang kelihatannya. Mama baru saja pulang, mengetuk minta dibukakan pintu. Pulang selarut ini dari perjalanan dinasnya. Beberapa minggu ini mama pergi dari kota ke kota lain. Saya cukup senang bertatap muka, walaupun itu hanya untuk membukakan pintu untuknya, membuatkan makan malam (walaupun itu hanya semangkok indomie), menggosokkan kemeja-kemejanya. Iya, semua karena waktu. Waktu yang bergulir cepat. Dan malam ini akan terasa sangat singkat untuknya karena mama akan berangkat lagi ke Bengkulu esok pagi.

Malam ini waktu menunjukkan pukuk 22.24 wib. Sunyi. Lampu ruang tengah sudah dimatikan. Yang terdengar hanya bising kipas angin. dan suara air dari kamar mandi dikamar mama. Dan saya merindukan orang ini. Seseorang yang sejak lama saya kenal. Sejak 7 tahun lalu tepatnya. Dimana dia orang pertama yang berani memanggil saya dengan sebutan "gendut".

Waktu juga yang akhirnya membuat saya dan dia bertemu. Dulu dia bercerita, dan saya bercerita. Sekarang, kami memiliki cerita. Cerita kami belum usai. Dan semoga setiap lembaran cerita memiliki pelajaran berharga bagi kami.

Suka kalo ngeliyat ekspresi wajahnya kalo lagi cerita. Penuh dengan semangat. Dia memang lebih pandai bercerita dibandingkan saya! Dia yang selalu dipanggil jenius/profesor oleh teman-temannyaa. tapi di mata saya, dia bukanlah jenius yang kaku. Dia pandai mengungkapkan rasa dan memperlakukan saya dengan lembut sebagai wanita. Dia yang selalu menanyakan kabar saya, walupun kadang saya lupa menanyakan kabarnya. Dia yang selalu bisa membuat saya bercerita walaupun pada saat itu saya malas bercerita. Dia yang selalu bisa membuat saya tertawa disaat pikiran-pikiran negatif dan mood sedang menghampiri.

Mungkin, ini bukanlah akhir. Ini baru awal, dimana perjalanan ini akan dimulai. Entah dimulai darimana. Saya dan dia memiliki mimpi yang sama. Semoga mimpi itu terwujud dan indah pada waktunya.

dan, terimakasih waktu, terimakasih untuk mempertemukan saya dengannya.