Jumat, 18 Maret 2011

He doesn't know

ini kelima kalinya pengharapan saya berujung kesedihan. Pengharapan pada seseorang yang belum saya kenal. Jauh dari tingkat sadar, saya seperti mimpi mengenal orang ini. Berawal dari sebuah grup di blacberry messenger lebih nge-trend nya di sebut bbm. Menurut teman saya, 3 katagori orang gaul itu dari 3 B yaitu bermobil, berbehel, dan ber-BB. hehe, maaf ngelantur ..

Back to topic.

Kemudian, tanpa sengaja saya meng-add orang ini lewat grup alumni. Eh, tapi ceritanya sampai disini saja .. nanti ketahuan hehe

Ya, ini sudah kelima kalinya harapan saya pupus di tengah jalan. Lebih tepatnya saya menghentikan langkah untuk berharap lagi. padahal banyak kesamaan yang saya temukan pada dirinya. Perbedaan pun jelas tampak karena saya perempuan dan dia laki-laki. (ini sih pasti!)

Pengharapan kali ini jauh dari kata masuk akal. Bisa menyukai seseorang tanpa tatap muka, tanpa bicara. Saya mengenalnya hanya lewat tulisan. Tulisan-tulisan dalam percakapan lewat bbm menghantarkan saya ke dalam alam mimpi. Alam bawah sadar saya untuk memiliki orang ini. Tuhan, saya terlalu cepat menyimpulkan perasaan. Saya terlalu gegabah untuk mengambil keputusan. Keputusan untuk menyukai orang ini. Pada awalnya, saya mencoba untuk menarik ulur keadaan, dua hari bbm an, sehari tidak, bahkan seminggu saya tidak menanyakan kabar. Oiya, perlu diperjelas, ini adalah cara teragresif yang pernah saya lakukan pada seorang cowok. Sebelumnya, saya hanya menunggu kesempatan itu datang. Tapi kali ini saya berani menjemput kesempatan. Saya pikir, kesempatan ini tidak akan datang untuk kedua kalinya nanti, jadi saya maju terus untuk melakukan pendekatan lewat hal ini. Dia pun menyambut hangat dengan kata "pertemanan". Menurutnya, mendapat teman baru adalah hal yang menyenangkan.

Respon dirinya terhadap saya sangat baik. Baik sekali, hingga saya menginterpretasikan responnya pada suatu hal yang positif ke arah "tertarik". Lagi-lagi saya terlalu cepat mengambil kesimpulan. Cara saya telah memasuki level di atas agresif. Setiap malam saya mencoba menanyakan kabar, karena menurut teman saya, supaya keberadaan kita di akui adalah mencoba menarik perhatiannya.

Ternyata, ada cara ini cukup berhasil. Suatu saat, dia mulai merespon saya terlebih dahulu. Saat itu, saya senang hingga saya mengumbar kesenangan ini pada teman-teman yang lain. Karena saya menganggap respon ini jauh dari harapan saya sebelumnya. Melihat kesempatan yang baik, saya lebih gencar untuk mendekatinya. Ini sekalian kalinya saya menyebutkan, saya terlalu gegabah menyimpulkan sesuatu.

Selang beberapa hari, hingga kemarin saya tidak menanyakan kabarnya lewat bbm. Saya menunggu dia yang menanyakan kabar duluan. Penasaran, saya mengecek facebook untuk mencari tahu perkembangan. Teryata, tanpa saya ketahui sebelumnya, dia sedang melakukan pendekatan dengan seorang cewek, dan itu bukan saya. Kali ini, saya menarik kesimpulan bahwa Dia tertarik dengan cewek yang mengkomentari status facebooknya, dan mereka berlanjut wall to wall-an. Saya membaca wall to wall mereka dari awal hingga akhir. Akhirnya pun masih gantung, karena komentar terakhir belum di balasnya.

Sampai seperti itu rasa penasaran saya. Hari itu pun saya mendapatkan sesuatu yang tidak mengenakkan di kampus. Laporan magang saya harus di revisi total. Rasa sedih dua kali bertubi-tubi menghantam saya. Tuhan, saya sedih. Sangat sedih. Saya pikir kesempatan baik akan datang pada saya kali ini, namun ternyata Kau punya rencana lain.

Saya pulang ke rumah dengan perasaan sesak. Dada saya tiba-tiba sakit. Sakitnya sungguh sangat sakit. Karena pengharapan saya berujung lagi pada kesedihan. Saya masih belum bisa menstabilkan keadaan. Perasaan saya sedikit terobati karena perkataan D yang mengatakan bahwa "Keadaan lo masih belum cukup menyedihkan, bayangkan buat orang seperti gue, yang selalu punya cinta, namun cinta itu tidak berujung baik. Ujung-ujungnya putus dalam kondisi yang tidak baik karena selalu ditentang oleh kedua orang tua cowok-cowok gue. Elo masih jauh lebih beruntung dari gue, karena lo secara tidak langsung ditunjukkan sama Allah secara cepat, harus menjauhi atau melanjutkan pencarian ini. Elo masih lebih beruntung karena elo belum merasakan perasaan yang jauh lebih dalem dari yang gue rasain."

Kata-kata itu cukup melegakan buat saya. Bukan berarti saya merasa saya jauh lebih beruntung ketimbang D. Tapi saya mengambil pelajaran banyak dari perjalanan pencarian sosok terbaik ini. "elo akan dipertemukan dengan orang-orang yang tidak baik, hingga akhirnya elo aakan bertemu dengan orang yang baik."

Sekian, D dirimu cukup membuat saya membangun semangat baru lagi. Terimakasih D. Terimakasih sudah mendengar curhatan hati yang sedang galau ini.

nb : oiya bukan berarti cowok ditulisan saya ini tidak baik ya. Dia baik untuk orang lain, namun bukan untuk saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah mampir di blog saya :)