Pernahkah kita memaksakan suatu keadaan ?
Pernahkah kita melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin ?
1. Saat kita merasa tak sanggup melakukan sesuatu yang dirasa tidak mampu kita lakukan, ada perasaan sesak di dada. Perasaan tertekan karena kita tidak bisa mencapai sesuatu yang diharapkan. Hal itu biasa bukan ?
2. Sekuat tenaga kita keluarkan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, namun hasil yang didapatkan tidak sebesar apa yang kita lakukan. Ada perasaan kecewa, marah , dan sedih. Hal itu biasa bukan ?
3. Saat kita mencintai seseorang, dan orang itu tidak mencintai kita. Kita selalu berpikir positif dan melakukan apa saja agar orang itu dapat mencintai kita. Namun tetap saja, dia tak bisa mencintai kita. Hal itu biasa bukan ?
Kadang kita tidak ingin menjadi biasa. Kita menginginkan hal yang luar biasa. Yang orang lain tak bisa melakukannya tapi kita bisa! kadang, kita melupakan kemampuan diri untuk menjadi luar biasa. Ada batasan tertentu yang harusnya tidak boleh kita paksakan yaitu takdir. ketiga hal diatas bukankah hanya sebuah obsesi ? obsesi itu sendiri ialah cita-cita. Sesuatu yang diinginkan, namun harus bisa di dapatkan. Jika hal tersebut sudah melebihi batas normal, maka bisa jadi obsesi tersebut merupakan masalah kejiwaan yang serius.
Hal tersebut perlu di tangani lebih lanjut oleh dokter kejiwaan atau konseling dengan psikiater. Sebenarnya obsesi juga memiliki sisi positif, misalnya saja kita terobsesi menjadi seorang dokter. Kita pasti akan berusaha keras dan belajar dengan sungguh demi mencapai cita-cita tersebut. Namun apabila kita dihadapi oleh kegagalan, sebaiknya kita bisa menerima hal tersebut. Bukan berarti kita pasrah, hal itu yang dinamakan usaha. Yang penting kita telah melakukan sebuah usaha daripada kita tidak melakukan sesuatu hal sama sekali.
keep struggle! =))
Pernahkah kita melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin ?
1. Saat kita merasa tak sanggup melakukan sesuatu yang dirasa tidak mampu kita lakukan, ada perasaan sesak di dada. Perasaan tertekan karena kita tidak bisa mencapai sesuatu yang diharapkan. Hal itu biasa bukan ?
2. Sekuat tenaga kita keluarkan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, namun hasil yang didapatkan tidak sebesar apa yang kita lakukan. Ada perasaan kecewa, marah , dan sedih. Hal itu biasa bukan ?
3. Saat kita mencintai seseorang, dan orang itu tidak mencintai kita. Kita selalu berpikir positif dan melakukan apa saja agar orang itu dapat mencintai kita. Namun tetap saja, dia tak bisa mencintai kita. Hal itu biasa bukan ?
Kadang kita tidak ingin menjadi biasa. Kita menginginkan hal yang luar biasa. Yang orang lain tak bisa melakukannya tapi kita bisa! kadang, kita melupakan kemampuan diri untuk menjadi luar biasa. Ada batasan tertentu yang harusnya tidak boleh kita paksakan yaitu takdir. ketiga hal diatas bukankah hanya sebuah obsesi ? obsesi itu sendiri ialah cita-cita. Sesuatu yang diinginkan, namun harus bisa di dapatkan. Jika hal tersebut sudah melebihi batas normal, maka bisa jadi obsesi tersebut merupakan masalah kejiwaan yang serius.
Hal tersebut perlu di tangani lebih lanjut oleh dokter kejiwaan atau konseling dengan psikiater. Sebenarnya obsesi juga memiliki sisi positif, misalnya saja kita terobsesi menjadi seorang dokter. Kita pasti akan berusaha keras dan belajar dengan sungguh demi mencapai cita-cita tersebut. Namun apabila kita dihadapi oleh kegagalan, sebaiknya kita bisa menerima hal tersebut. Bukan berarti kita pasrah, hal itu yang dinamakan usaha. Yang penting kita telah melakukan sebuah usaha daripada kita tidak melakukan sesuatu hal sama sekali.
keep struggle! =))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih sudah mampir di blog saya :)