Jumat, 05 Maret 2010

Terluka

aku enggak tahu mau mengawalinya darimana, karena cerita akhirnya pun aku belum tahu. Yang kuingat, dia hadir saat semuanya terasa biasa. Kalo dihitung, 4 tahun sudah aku merasakannya. Bodoh emang kalo diinget-inget! 4 tahun cukup sulit untuk menghilangkannya.

"Bintang itu bersinar paling terang, Kemudian dia akan redup saat siang datang, dan dia akan kembali terang saat malam datang."

Ibaratkan, dia adalah bintang. Dia paling bersinar, karena aku bisa melihat dia dalam kegelapan. Aku bisa memandangnya, walaupun dia tak bisa menatapku. Aku bisa mendengar suaranya, walaupun dia tak bicara padaku. Aku bisa mengenali wajahnya, walupun dia tak mengenali wajahku. Hanya orang bodoh yang bisa melakukan ini. Dan 4 tahun itu, aku merasa jadi orang bodoh. Selama 4 tahun aku terluka. Selama itu, aku tak tahu berapa banyak air mata yang kuteteskan hanya untuk menangisinya. Tapi cukup satu candaan darinya, mampu buatku lupakan semua kondisi itu. Aku terlalu jauh menggapai bintang itu, karena aku terlalu biasa untuk dirinya. Dia menyukai orang lain. Aku tak tahu berapa goresan lagi yang akan dia goreskan dalam hati ini. Rasanya seperti teriris-iris. Aku berusaha menghilangkan perasaan ini, aku berusaha melupakan sakit ini. Namun bintang itu bersinar kembali. Dan lagi-lagi, hanya dengan satu perkataan, aku mampu tersenyum. Dan melupakan sakit itu. Sebenarnya aku lelah, sangat lelah! kenapa perasaan ini enggak bisa hilang. Ya Allah, aku mohon hilangkan perasaan ini. Namun, semakin aku sering berdoa seperti ini. Rasanya perasaan itu makin menguat. Aku tak bisa menahannya. Menekan sebuah perasaan itu sungguh sulit.

Berbagi sakit ini dengan orang lainpun, hanya mampu menutup lukanya sedikit. Saat dia menyentuhnya lagi, aku masih bisa merasakan sakitnya, walaupun luka itu telah mengering. Dia pernah bilang, bahwa aku yang menghilang. Aku yang tiba-tiba hilang. Apakah dia merasakan kehilangan? bukan! itu hanya perasaan kehilangan sebagai teman, aku tahu. Aku tak bermaksud menghilang seperti itu. Perasaan itu akan menguat lagi jika dia masih terus muncul di hidupku. Bohong, kalo aku bilang sudah melupakannya! Luka itu masih ada ya Allah. Aku sulit untuk menyembuhkannya. Saat ini, aku harap bintang itu terus redup dan enggak akan bersinar lagi. Tapi aku enggak tahu sampai kapan ... Yang jelas, aku belum bisa mengakhirinya ..

Aku bisa menggambarkannya lewat lirik lagu korea yang telah diterjemahkan dibawah ini.

Without words (tanpa sepatah kata)- Jang geun seuk

Jangan melakukannya harusnya diabaikan saja
Seperti tidak terlihat, seprti tidak terlihat
Aku tidak merasa aku harus melihatmu
Seharusnya sudah melarikan diri,
Seharusnya berpura-pura tidak mendengar,
Seperti tidak dapat mendengar,
Seperti tidak dapat di dengar,
Seharusnya aku tidak mendengar cintamu..

Tanpa sepatah kata kau membuatku tahu akan cinta,
Tanpa sepatah kata, kau berikan aku cintamu
membuat diriku terisi dengan setiap nafasmu,
Kemudian kamu pergi ...

Tanpa sepatah kata cinta meninggalkanku
Tanpa sepatah kata cinta melemparku,
Tidak tahu mau berkata apa,
Bibirku kelu..

Karna kau datang tanpa sepatah katapun ..

cengeng kedengerannya, Namun itulah lagu yang menggambarkan perasaanku. Dan aku rapuh, sangat rapuh jika mendengar lagu ini .. Aku harap hari ini tidak ada yang menggangguku. Dan aku tidak ingin diganggu. Aku hanya ingin mendengar lagu ini saja...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah mampir di blog saya :)