Senin, 15 Februari 2010

ladyna (part 3)

Seusai menonton pertandingan sepakbola sore itu, kamu mengantar hingga ke gerbang rumahku. Tentu saja dengan tiger kesayanganmu. Kamu enggan masuk kedalam rumah dengan alasan sudah terlalu sore. padahal aku masih ingin bercengkrama dan bercanda denganmu. Kamu memiliki sisi humoris yang buatku tak bosan berada disampingmu. Seketika itu kamu pamit dan pergi. Aku masuk ke dalam rumah ...


Keesokan paginyaa ..

Aku bangun dengan mata masih menahan kantuk. Semalaman aku begadang mengerjakan PR bahasa Inggris dari bu Nila. PR nya lumayan banyak untuk ukuran anak SMA sepertiku. Membuat karangan dengan bahasa inggris sebanyak 4 halaman. HUH..keluhku semalaman. Jam wekerku tak bedering sama sekali, saat kucek ternyata baterenya sudah habis pakai. Dan perlu kuganti, karena jika tidak diganti, pastinya aku akan telat bangun dan kesiangan berangkat sekolah. Tak sabar ingin bertemu denganmu hari ini. Moment kemarin sore, adalah moment yang takkan pernah aku lupakan. Kamu membuat diriku seakan begitu spesial di matamu. Namun aku tak ingin berbesar hati dulu, takutnya ini hanya perasaanku saja, dan kosong untuk perasaanmu.

Disekolah..

Bu Nila datang tepat waktu. Aku melihat ke arah bangkumu. Namun kosong. Kamu pasti telat. Dasar Kebo! gerutuku dalam hati. 10 Menit kemudian kamu datang dengan nafas terengah-engah dan kulit yang bercucuran keringat. pasti kamu dihukum pak Ketut (Guru piket). Seringnya kamu terlambat merupakan santapan empuk bagi guru piket untuk menghukummu. Kamu masuk ke kelas dengan perlahan dan meminta izin pada bu Nila untuk duduk. Bu Nila mengizinkanmu karena beliau termasuk guru yang lembut dan baik di sekolah. Kamu menoleh ke arahku dan aku memandangmu heran. Kamu hanya tersenyum. Aku suka senyummu. senyum simpul Cool! kubalas senyumanmu. sedetik kemudian aku menerima sms darimu.

nanti sore, kita ketemu dilapangan bola lagi ya :)

Senang hatiku tak terbendung. Hal ini yang kutunggu, kamu mengajakku untuk bertemu. Aku me-reply smsmu.

oke :)

Tanpa kutanya alasanmu mengajakku, aku langsung mengiyakan ajakanmu.


15:30 .. TREEEENNGGG......!

Bel sekolah berbunyi, saatnya pulang. Sesegera mungkin aku merapihkan meja belajar sekolahku, kumasukkan pulpen kedalam tempat pensilnya, buku kutata rapih di dalam tas. Aku termasuk orang yang rapih. malah bisa dibilang sangat rapih. Aku berlari kecil menuju lapangan bola di belakang gedung sekolah. Aku melihat sekeliling, namun tak nampak kehadiranmu. Aku duduk dibangku yang sama saat sore kemarin.

15 menit kemudian kamu datang dengan kostum bolamu. Hari ini kamu tanding. Kamu melambaikan tangan dari kejauhan. Kamu menghampiriku.

"Doakan aku yang dyn.. pokoknya kamu harus doakan aku menang bertanding hari ini."

Dengan setengah memohon kamu meminta dukungan doa dariku. Tanpa kau suruhpun aku pasti melakukannya.

"Tentu saja" jawabku singkat sambil tersenyum.

Kamu membalas senyumku seraya mengucapkan terimakasih. Dan kamu berlari menuju lapangan merah itu. Permainan di mulai. Kamu menggiring bola ke arah gawang lawan. Kamu menggocek bola dengan tenang hingga lawanmu kebingungan. Aku bisa merasakan semangat membaramu dari kejauhan. Aku menikmati ketengangan permainanmu. Hingga akhirnyaa.............

GOOOOLLLL! pada 12 menit pertama. dan kamu yang mencetak point itu. Kepalamu menoleh ke arahku dan lagi-lagi tersenyum.

45 menit akhirnya pertandingan selesai. Dengan tubuh penuh keringat kamu duduk disebelahku. Kurasakan hawa panas tubuhmu sehabis berlarian, kamu pasti lelah. Aku sudah menyiapkan sebotol air minum untukmu. Botol minum kuberikan padamu. Kamu mengelapi keringatmu dengan handuk. Dan mengambil botol itu dari tanganku.

"Terimakasih ya. Doamu manjur!" serumu.

"Iya sama-sama. Ah, gak juga ini berkat kemahiran permainanmu." jawabku penuh kagum.

Sore ini, kamu dan aku habiskan waktu berdua dilapangan merah hingga malam. Kamu mengganti pakaianmu di kamar mandi sekolah dengan kaos putih bergambar i love hongkong.

Aku dan kamu menikmati kerlip bintang yang bermunculan random dilangit.

"Aku suka bintang yang itu!" Serumu sambil menunjuk ke arah langit hitam.

Aku menoleh ke atas.

"Aku beri nama bintang itu ladyna." katamu sekali lagi.

Aku terkejut. Mengapa kau beri nama itu sama seperti namaku? namun aku diam.

"Karena dia cantik dan bersinar sepertimu, dyn.." lagi-lagi kamu yang bicara.

Aku lebih terkejut lagi mendengar pekataanmu. GOMBAL!! dasar lelaki. tak bisakah sedikitpun kau tidak menggodaku. Tetapi, aku senang dengan rayuanmu malam ini. Aku hanyut dalam dingin dan gelapnya malam serta perkataan indahmu tadi.

"Bisa gak ya aku menggapai bintang itu ya dyn? aku ragu, karena bintang itu terlalu sempurna untukku."

kamu sedang membicarakan bintang beneran ataukah ada yang kau umpamakan?

"Tentu bisa kalau kamu berusaha meraihnya Asta." Seruku pelan namun langsung ke arah yang dipertanyakanmu.


Kamu tersenyum dan bangkit dari duduk. Menarik pergelangan tanganku dan mengajakku pulang kerumah.

"Udah malam, kita balik yuk. Nanti mamamu mencarimu." Kamu emnarik tanganku dan berjalan cepat menuju parkiran. dan aku pulang dengan membawa bunga di hati. Aku tak tahu denganmu. Apakah bunga yang kau bawa juga atau perasaan yang biasa saja.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah mampir di blog saya :)