Senin, 22 Februari 2010

OLD FRIEND (Long time no see)

Semalam gue memimpikan seseorang, lebih tepatnya seorang teman lama di SD dan SMP. Entah mengapa gue memimpikannya. Dulu, gue mengenal sosoknya sebagai seorang teman yang baik, pengertian, perhatian sama teman. Dan gue sempat dekat dengannya. Okay, Namanya disini akan disamarkan. Kita panggil saja dia, Melati. Waktu dulu, zamannya masih bau kencur, alias masih kecil banget, gue selalu di antar jemput papa kalo ke Sekolah. Paginya diantar, begitupun juga pulangnya papa selalu menjemput.Suatu ketika, papa berhalangan dan tidak bisa menjemput. Beberapa jam ditunggu diparkiran, tapi papa tidak muncul. Tiba-tiba seorang teman menawarkan untuk ikut pulang. Dia melati. Supirnya selalu mengantar jemputnya. Karena hari sudah sore, gue putuskan untuk ikut pulang bareng. Jujur, dulu gue anak yang pemalu dan takut bergaul. Sampai suatu saat bisa berteman dengan Melati adalah suatu hal yang tidak terduga. Di sekolah, Melati termasuk anak yang lucu, suka berkawan, dan tidak membeda-bedakan teman. Gue mengenalnya cukup baik. Yang gue ingat, dulu dia punya seorang sahabat, namanya Mawar. Suatu ketika Mawar marah sama Melati, hingga tak ingin bicara. Waktu ulang tahun Mawar, Melati memberikan sebuah kado, namun Mawar tolak. Melati sedih, dan memberikan kado itu pada gue. Entah kenapa gue yang dia kasih, kenapa bukan orang lain? Dia memberikan sebuah tas kecil. Warna biru. Melati memang ada sedikit keturunan Arab dari ayahnya. Hidungnya mancung dan matanya cantik.


Saat SMP, ternyata gue satu sekolah lagi dengan Melati. Bedanya, Melati yang gue kenal di SMP lebih berani. Dia telah menjadi sosok gadis remaja yang penuh dengan ekspresi. Lebih cerewet, lebih cantik, dan satu hal, dia sudah berani untuk memiliki cowok. Cowok pertama yang ia gebet waktu SMP adalah Syarif. Satu hal yang membuatnya berbeda ialah saat dia sudah mulai menjauh dan tidak berteman lagi dengan gue. Jujur, gue merasa kehilangan seorang teman. Teman yang dulu gue anggap sangat baik. Kita sudah sama-sama menemukan teman-teman baru. Dia dengan gengnya dan gue juga dengan teman-teman gue. Walaupun kami masih satu kelas dari kelas 1 hingga kelas 3. Tapi tak pernah sedikitpun kita sedekat dulu. Gue benar-benar tak mengenalnya. Apalagi saat tahu, dia terlihat lebih nakal, suka mencoba hal-hal yang harusnya tak dicoba. Ternyata gue dengar kabar bahwa kedua orangtuanya bercerai. Hal itu mungkin yang membuat sikap Melati berbeda. Dia lebih berani dengan guru, lebih sering nge-cengin teman-teman dengan celotehannya yang kasar, dan suka gonta-ganti cowok. Gue kehilangan sosok melati yang polos, gue kehilangan sosok mata cantiknya yang saat memandang orang, akan memunculkan sinar keakraban.


Beberapa tahun berlalu, saat SMA kami beda sekolah. Sempat terdengar kabar juga. Kehidupan Melati jauh lebih liar. Suka merokok dan sebagainya.. Saat memasuki dunia perkuliahan, lebih terlihat bukan sosok Melati yang gue kenal. Dia mengejutkan gue dengan album photo disalah satu situs pertemanan dengan menggunakan bikini. Yeaps, bikini yang seharusnya hal tersebut tidak perlu ditampilkan di muka umum. Dari poto-poto tersebut, kehidupannya pun sudah berubah drastis. Dia terlihat bersama sekumpulan orang-orang yang sedang berada di klub malam. Gue yang tidak mengikuti perkembangan zaman, atau memang dia yang sudah benar-benar berubah? Entahlah, tapi yang sangat disayangkan, dia berubah ke arah yang negatif. Begitu besarkah pengaruh perceraian terhadap perubahan sikap anak?


Sebagai seorang anak, kita memang tidak berhak mencampuri urusan orang tua. Namun apakah orang tua tersebut melihat perubahan sikap anak-anaknya saat mereka memutuskan untuk bercerai? Anak-anak merasa tidak ada lagi belaian kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya secara utuh. Walaupun tak semua anak bisa berubah kian drastis, namun pasti ada pengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Mungkin ada yang menutupinya dan dipendam sendiri, atau malahan menunjukkannya dengan cara yang ditunjukkan Melati tersebut. Sebagai seorang teman, gue sangat menyayangkan hal tersebut. Dan semoga hal ini bisa menjadi koreksi bagi para orang tua untuk lebih mempertimbangkan keputusan secara matang. Untuk Melati :


Lo tetep temen gue, seberapapun lo berubah, yang jelas gue tetap mengingat lo. Dan semoga lo juga bisa mengingat hal baik diantara kita ya teman.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah mampir di blog saya :)