Rabu, 17 Februari 2010

Ladyna (part 4)

Keesokan paginya, seperti biasa. Kegaduhan di kelas 2 IPA 1 memang tidak ada tandingannya. Jika ada award kelas terberisik, yaa jelas kelas ini. Dengan Ketua kelas bernama Kusnandar, biasa dipanggil Mang engkus sama teman-teman yang lain. Begitupun juga aku memanggilnya. Engkus ketua kelas paling heboh yang pernah kukenal. Ketua kelas paling tidak bisa di ajak kompromi. Kalo pilihannya A yaa tetap A. Hebat!

Sebelum jam pelajaran di mulai, Kamu biasa berkumpul di depan kelas bersama Andi, Haidar, Gilang, dan Bayu. Teman-teman gangmu. Sebenarnya keempat temanmu adalah temanku juga. Namun, aku merasa tak cocok dengan mereka. Pergaulan mereka terlalu luas untuk aku ikuti. Saat sedang bersama teman-temanmu. Kamu lupa dengan aku. Dengan kisah kemarin malam.

Seharusnya, aku tak perlu menaruh harapan lebih padamu. Aku tahu, kamu hanya menganggap perkataan kemarin malam itu seperti kalimat yang biasa kamu ucapkan kepada teman-teman cewek yang lain. Aku saja yang ke Ge-er-an! Aku berusaha mengalihkan perhatianku dengan bergosip dengan teman-teman cewekku.

Tiba-tiba, kamu menyanyikan sepenggal lirik lagu ..

"sadarkah kau kusayangi,
sadarkah untukmu kubernyanyi.
terbacakan niat tulus ini. degup jantung kuberbisik.

Kadang kata tak berarti,
hanya akan menyakiti.
Diam bukanlah tak ingin
.............................................."

Sorak sorai teman sekelas mewarnai pagi yang cerah ini. Suaramu bagus Asta. Aku suka suaramu. Dan aku suka penggalan lirik itu. Kamu menatapku, aku acuh!

Pak Ramdhan masuk kelas untuk mengajar matematika. Menu hari ini ialah matematika, ditambah ramuan kimia, dan mahluk-mahluk biologi. Rasanya aku ingin segera pulang.

Tiba-tiba posisi dudukmu berada dibelakangku.

"Bosen ya?" bisikmu pelan

Aku mengangguk.

Kamu mencolekku, memberikan sebuah kertas yang dilipat kecil. dengan tulisan didepannya "BUKA". Aku membuka kertas itu secara sembunyi-sembunyi agar tak ketahuan pak Ramdhan. Kamu membuat grafiti namaku. diBawahnya tertulis namamu. Aku menoleh padamu, kutarik bibirku membuat sebuah bentuk bulan sambit (senyum) tanda terimakasih.

* * *

Sepulang sekolah, aku memilih untuk segera pulang. Aku lelah. Aku ingin tidur. Tiba-tiba kamu mengagetkanku dari belakang. menepuk pundakku halus.

"Gak nonton gue lagi dyn?" Tanyamu sambil berlari kecil mengikuti jejak langkah kecilku.
"Hmm..Aku mau pulang Ta, Ngantuk!" Jawabku singkat.

Raut wajahmu berubah kecewa. Aku dan kamu berpisah di depan gerbang sekolah. Sesampainya di rumah. Aku tak enak hati. Aku mengambil ponsel dan mengirimkan pesan untukmu.

Maav Ta, hari ini aku capek banget. lain kali pasti nonton!
send to : Asta

Pesan telah terkirim. Aku membaringkan tubuh mungilku di kasur dan terlelap.

* * *

Sorenya, kulihat dilayar handphone ku ada satu pesan darimu.

From : Asta
Gak apa-apa dyn :) met tidur siang yaa ..

Aku tak membalas smsmu lagi. Aku segera mandi dan langsung mengerjakan PR dari Pak Ramdhan, mengerjakan persamaan linier. Saat di kelas tadi, konsentrasi buyar karena gambar yang diberikan Asta. teringat hal tersebut, kukeluarkan gambar itu dari tas. Kupajang gambar yang kamu buat di dinding kamar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah mampir di blog saya :)