Selasa, 23 Februari 2010

The Red Shoes

Waktu itu, mamah beli sepatu baru berwarna merah, model simple dengan satu tali. sweet banget! Katanya sepatu itu bisa dipakai barengan antara mama, aku, dan my lovely sista. Aku belum pernah memakai sepatu itu karena warnyanya yang terlalu berani dan terlalu terang alias nge-jreng! Mama juga menggunakannya hanya sesekali, begitupun juga dinda, katanya warnanya suka gak cocok dengan baju yang di pakainya. Akhirnya sepatu itu hanya disimpan dikotaknya dan diletakkan di lemari sepatu.

Dua hari yang lalu, aku dan teman-teman janjian hang-out bareng. Aku berniat memakai dres bunga-bunga dengan warna basic abu-abu, celana jins hitam, kerudungnya abu-abu. Saat bercermin, ada sesuatu yang tak biasa. Aku terlihat tak bersinar, muram, kusut, dan lebih terlihat seperti awan mendung karena dari atas sampai bawah didominasi dengan warna abu-abu. Akhirnya aku memutuskan untuk memakai The Red Shoes! Mungkin kalo sepatu itu bisa bicara, dia pasti akan meluapkan ekspresi kebahagiaan karena keluar dari rumahnya (kotak sepatu). Sebenarnya sepatu merah itu nyaman sekali digunakan. Saat bercermin di kaca kembali, ada sedikit tampilan yang menonjol. Tentu saja karena sepatu merah itu. Aku lebih terlihat cute namun berani. Dan aku merasa jadi lebih percaya diri. Saat keluar rumah, cara jalanku pun lebih terlihat punya tujuan. Biasanya aku hanya menggunakan sepatu yang sama yaitu putih, berbahan karet anti air ataupun yang coklat muda dengan model yang sama. Setiap hari monoton dengan model yang seperti itu, padahal sepatu di rumah bejibun.

Hal itu sama saja menunjukkan bahwa ternyata diriku belum cukup berani untuk mencoba hal yang baru karena belum terbiasa. Kalian pasti pernah mengalami hal seperti itukan? Setiap hari hanya melakukan hal yang sama. Kita hanya merasa nyaman dengan sesuatu yang sudah sering kita geluti. Padahal di dunia ini masih banyak hal yang perlu kita coba dan telusuri, tentu saja hal yang positif. Saat kita sudah merasa mampu melakukan sesuatu, kita akan lebih percaya diri saat melakukannya berulang kali, namun perasaan bosan kadang sering menghinggapi karena merasa tidak ada tantangan dalam hidup. Akibatnya, kita merasa jadi orang yang belum bisa berkembang dari segi sifat, perilaku, dan pola pikir. Merugilah bagi orang-orang yang hanya mampu melakukan sesuatu yang dirasa telah mampu melakukannya. Orang-orang hebat itu ialah orang-orang yang berani mencoba hal baru dan mampu melakukan hal baru tersebut walaupun kadang hasil yang didapatkan tidak seperti yang kita inginkan. Paling tidak orang itu pernah mencoba. Benar gak sih teman-teman? Kemudian, kita mudah sekali mengakui bahwa diri kita ini hebat, dan mudah untuk merasa puas akan hasil yang telah dicapai. Akhirnya kita merasa paling lebih diantara yang lain, dan timbulah sifat-sifat hati seperti sombong yang akan menyebabkan keirian dan kedengkian. Padahal jauh diatas kita masih banyak orang-orang yang lebih hebat. Ketidakpuasan itu bukan berarti cermin dari orang yang tidak bersyukur, namun ketidakpuasan merupakan motivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi. Tentu saja dibalik semua itu, yang paling utama rasa syukur kita kepada yang Maha Kuasa harus terus dipupuk dalam diri.

Sekarang, pilihan ada ditangan kalian. Mau jadi orang seprti apakah kalian? orang biasa namun mampu melakukan hal baru ataukah orang hebat yang hanya mampu melakukan hal yang biasa? Hidup itu pilihan dan kita harus berani untuk memilih. Terimakasih buat The Red Shoes yang telah mengingatkanku tentang hal ini. Terimakasih yang sudah membangkitkan lagi rasa percaya diri ini.

Thank you, Red Shoes are the best shoes i've ever had !

3 komentar:

terimakasih sudah mampir di blog saya :)